Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur, akhir-akhir ini menjadi subyek penelitian menarik para arkeolog. Para arkeolog dan mahasiswa arkeologi dari Universitas Indonesia, Universitas Hasanuddin, Universitas Udayana, dan Universitas Gadjah Mada membentuk tim terpadu beranggotakan 100 orang untuk meneliti situs itu.
Arkeolog dan peneliti dari Universitas Indonesia Heriyanti Hari Oentoro Dradjat mengatakan, dari penelitian selama satu bulan, diperkirakan Trowulan adalah pusat Kerajaan Majapahit. Sementara situs Kedaton diasumsikan sebagai Keraton Kerajaan Majapahit. Ditemukan banyak artefak di sana. "Berdasar penggalian 10 hari lalu diperoleh gambaran, di seputar Kedaton ditemukan banyak artefak. Hasil penelitian akan dipublikasikan Desember mendatang, karena saat ini masih dalam pengolahan. Analisisnya masih perlu waktu," kata Heriyanti.
Menurut Heriyanti, Trowulan merupakan bukti otentik kerajaan Hindu-Budha yang merupakan suatu kota. Dengan demikian, Trowulan merupakan laboratorium arkeologi yang paling lengkap.
Sedangkan Kepala Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Provinsi Jawa Timur I Made Kusumajaya mengatakan, luas Kota Majapahit semula diperkirakan 4 x 5 km persegi, namun penelitian oleh Nurhadi Rangkuti mendapati luas Kota Majapahit ternyata 9 x 11 km persegi. "Di luar batas sakral itu masik banyak ditemukan sisa-sisa aktivitas manusia masa lalu. Setiap jengkal banyak ditemukan peninggalan seperti tembikar, keramik, dan uang yang berlaku di era Majapahit," jelasnya.
Terakhir, lanjutnya, ditemukan sebuah kaki candi. Ini sangat istimewa, karena kaki candinya berukir dan terbuat dari bata dengan teknik pembakaran yang luar biasa. "Bata-bata yang digunakan untuk membangun candi-candi di Kerajaan Majapahit sampai sekarang masih kuat, padahal dulu belum ada semen," katanya.
Dengan banyaknya ditemukan artefak dari China, Jepang, dan Thailand, suatu bukti bahwa Kerajaan Majapahit memiliki hubungan dagang dengan ketiga negara itu yang berjalan baik.(Kompas)
0 komentar:
Posting Komentar